Sabtu, 25 Mei 2013

BUNGA


Bunga (FLOS)
Sebelum suatu tumbuhan mati, biasanya olehnya telah dihasilkan suatu alat, yang nanti akan dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru. Alat-alat yang demikian dinamakanalat perkembangbiakan (organum reproductivum), yang dibedakan dalam dua golongan : yang bersifat generatif dan vegetatif.
Alat perkembangbiakan generatif itu bentuk dan susunannya berbeda-beda menurut jenisnya tumbuhan, tetapi bagi tumbuhan yang berbiji, alat tersebut lazimnya merupakan bagian tumbuhan yang kita kenal sebagai bunga. Oleh sebab itu suatu tumbuhan berbiji, jika sudah tiba wakttu baginya akan mengeluarkan bunga. Pada bunga inilah terdapat bagian-bagian yang setelah terjadi peristiwa-peristiwa yang disebut : persarian (penyerbukan) dan pembuahanakan menghasilkan bagian tumbuhan yang kita sebut buah, yang didalamnya terkandung biji, dan biji inilah yang nanti akan tumbuh menjadi tumbuhan baru.
Berhubung dengan terhentinya pertumbuhan batang, maka ruas-ruas menjadi amat pendek, sehingga bagian bunga yang merupakan metamorphosis daunnya tersusun amat rapat satu sama lain, bahkan biasanya bagian-bagian tadi tampaknya seakan-akan tersusun dalam lingkaran-lingkaran. Bertalian dengan letak dan susunan bagian-bagian bunga ini dibedakan :
a.       Bunga yang bagian-bagiannya tersusun menurut garis spiral (acyclis), misalnya bunga cempaka (Michelia champaka L.),
b.      Bunga yang bagian-bagiannya tersusun dalam lingkaran-lingkaran (cyclis), misalnya : bunga terong (Solanum melongena L), bakung (Hymenocallis littoralis Sallisb),
c.       Bunga yang sebagian bagian-bagiannya duduk dalam lingkaran, dan sebagian lain terpencar atau menurut garis spiral (Hemicylis), misalnya : bunga sirsat (Annona muricata L).
Sifat-sifat umum suatu bunga yang amat menarik ialah :
a.       Bentuk bunga seluruhnya dan bentuk bagian-bagiannya,’
b.      Warnannya
c.       Baunya
d.      Ada dan tidaknya madu ataupun zat lain
Jumlah bunga dan tata letaknya pada suatu tumbuhan
Pada suatu tumbuhan ada kalanya hanya terdapat satu bunga saja, misalnya bunga coklat (Zephyeranthus rosea Lindl) tetapi umumnya pada suatu tumbuhan dapat ditemukan banyak bunga. Tumbuhan yang hanya menghasilkan satu bunga saja dinamakan tumbuhan berbunga tunggal (Planta uniflora), sedang lainnya tumbuhan berbunga banyak (Planta multiflora).
Jika suatu tumbuhan hanya mempunyai satu bunga saja, biasanya bunga itu terdapat pada ujung batang, jika bunganya banyak, dapat sebagian bunga-bunga tadi terdapat dalam ketiak-ketiak daun dan sebagian pada ujung batang atau cabang-cabang.
Jadi menurut tempatnya pada tumbuhan, kita dapat membedakan :
a.       Bunga pada ujung batang (Flos terminalis), misalnya : bunga coklat tadi, kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz),
b.      Bunga diketiak daun (Flos lateralis atau Flos axilaris), misalnya pada kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L), kembang telang (Clitoria ternatea L).

Bunga majemuk (Anthotaxis, Inflorescentia)
Seringkali tidak mudah untuk membedakan suatu bunga majemuk dari cabang yang mempunyai bunga-bunga di ketiak daunnya. Pada suatu bunga majemuk lazimnya dapat kita bedakan bagian-bagian berikut :
A.  Bagian-bagian yang bersifat batang atau cabang, yaitu:
1.      Ibu tangkai bunga (pedunculus, pedunculuscomunis atau rhachis), yaitu bagian yang biasanya merupakan terusan batang atau cabang yang mendukung bunga majemuk tadi. Ibu tangkai ini dapat bercabang, dan cabang-cabangnya bercabang lagi, dapat pula sama sekali tidak bercabang,
2.      Tangkai bunga (pedicellus), yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung bunganya,
3.      Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai bunga, yang mendukung bagian-bagian bunga lainnya.


B.  Bagian-bagian yang bersifat seperti daun, yaitu:
1.        Daun-daun pelindung (bractea), yaitu bagian-bagian serupa daun yang dari ketiaknya muncul cabang-cabang ibu tangkai atau tangkai bunganya,
2.      Daun tangkai (bracteola), yaitu satu atau dua daun kecil yang terdapat pada tangkai bunga. Pada tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) biasanya terdapat dua daun tangkai yang letaknya tegak lurus pada bidang median, sedang pada tumbuhan biji tunggal (Monocotyledoneae) hanya terdapat satu daun tangkai dan letaknya di dalam bidang median, di bagian atas tangkai bunga,
3.      Seludang bunga (spatha), yaitu daun pelindung yang besar, yang seringkali menyelubungi seluruh bunga majemuk waktu belum mekar,
4.      Daun-daun pembalut (bracteolainvoluclaris), yaitu sejumlah daun-daun pelindung yang tersusun dalam suatu lingkaran,
5.      Kelopak tambahan (epicalix), yaitu bagian-bagian serupa daun yang berwarna hijau, tersusun dalam suatu lingkaran dan terdapat di bawah kelopak,
6.      Daun-daun kelopak (sepalae),
7.      Daun-daun mahkota atau daun tajuk (petalae),
8.      Daun-daun tenda bunga (tepalae), jika kelopak dan mahkota sama bentuk dan warnanya,
9.      Benang-benang sari (stamina),
10.  Daun-daun buah (carpella).
Pada bunga majemuk ibu tangkai ada yang dapat mengadakan percabangan dan ada pula yang tidak. Ibu tangkai bunga yang tidak bercabang dan tidak berdaun disebut sumbu bunga (scaptus). Ibu tangkai bunga bercabang memperlihatkan cara percabangan yang bermacam-macam, selain itu jumlah cabang dan panjangnya jika dibandingkan dengan ibu tangkai serta susunan cabang-cabang berpengaruh pula terhadap urutan mekarnya masing-masing bunga pada suatu bunga majemuk. Oleh karena itu bunga dapat bunga majemuk dapat dibedakan dalam tiga golongan, yaitu:
1.      Bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia recemosa botryoides centripetala),
Yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus, dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak, dan mempunyai susunan “acropetal” (semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga-bunga pada bunga majemuk ini mekar berturut-turut dari bawah ke atas. Jika ujung ibu tangkai tak mendukung suatu bunga, tampaknya seakan-akan bunga majemuk ini tidak berbatas, lagi pula jika dilihat dari atas, nampak bunga mulai mekar dari pinggir menuju  ke pusat itulah maka bunga majemuk yang bersifat demikian ini dinamakan: inflorescentia centripetal. Bunga majemuk tak terbatas terdapat misalnya pada kembang merak (Caesalpinia pulcherrimaSwartz), mangga (Mangifera Indica L)
2.      Bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosaatau centrifuga inflorescentia defitina)
Yaitu bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya selalu ditutup dengan suatu bunga, jadi ibu tangkai mempunyai pertumbuhan yang terbatas.Ibu tangkai ini dapat pula bercabang-cabang, dan cabang-cabang tadi seperti ibu tangkainya juga selalu mendukung suatu bunga pada ujungnya. Pada bunga majemuk yang berbatas bunga yang mekar dulu adalah bunga yang terdapat pada sumbu pokok atau ibu tangkainya, jadi dari tengah ke pinggir (jika dilihat dari atas) oleh sebab itu dinamakan : inflorescentia centrifuga.
Melihat jumlah cabang pada ibu tangkai, bunga majemuk berbatas dibedakan lagi dalam tiga macam :
1.      Bersifat “monochasial”, jika ibu tangkai hanya mempunyai satu cabang, ada kalanya lebih (dua cabang), tetapi tidak pernah diberhadapan, dan yang satu lebih besar daripada yang lainnya.
2.      Bersifat “dichasial” jika dari ibu tangkai keluar dua cabang yang berhadapan, terdapat pada tumbuhan dengan bunga berbibir (Labiatae),dll.
3.      Bersifat “pleiochasial”, jika dari ibu tangkai keluar lebih dari dua cabang pada suatu tempat yang sama tingginya pada ibu tangkai tadi, misalnya pada bunga oleander (Nerium oleander L)
c.       Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta)
Yaitu bunga majemuk yang memperlihatkan baik sifat-sifat bunga majemuk berbatas maupun sifat bunga majemuk tak terbatas
1.      Bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia recemosa botryoides centripetala),
Dalam golongan ini dapat dibedakan lagi yang :
I.  Ibu tangkainya tidak bercabang-cabang, sehingga bunga (bertangkai atau tidak) langsung terdapat pada ibu tangkainya.
1.      Tandan (racemus atau botrys), jika bunga bunga bertangkai yang duduk pada ibu tangkainya, misalnya kembang merak (Caesalpinia pulcherrimaSwartz),
2.      Bulir(spica), seperti tandan tetapi bunga tidak bertangkai , misalnya bunga jarong (Stachytarpheta jamaicensis Vahl),
3.      Untai atau bungalada (amentum), seperti bulir, tetapi ibu tangkainya hanya mendukung bunga-bunga yang berkelamin tunggal dan runtuh seluruhnya (bunga majemuk yang mendukung bunga jantan, yang betina menjadi buah), misalnya bunga sirih (Piper betle L),
4.      Tongkol (spadix), seperti bulir, tetapi ibu tangkai besar, tebal ,dan seringkali berdaging, misalnya iles-iles (Amorphophallus variabilis Bl), jagung (Zea mays L) tetapi hanya pada bunga betina.
Pada suatu bunga tongkol seringkali terdapat selundamg bunga yang indah dan menarik warnanya, yang selain berguna untuk menarik serangga, juga merupakan perangkap bagi serangga yang mengunjungi bunga ini.
5.      Bunga payung (umbella), yaitu suatu bunga majemuk tak berbatas, yang dari ujung ibu tangkainnya mengeluarkan cabang-cabang yang sama panjangnya. Masing-masing cabang mempunyai suatu daun pelindung pada pangkalnya, dank arena pangkal daun sama tinggi letaknya, maka tampak seakan-akan pada pangkal cabang-cabang tadi seperti terdapat daun pembalut. Misalnya daun kaki kuda (Cantella asiatica Urb),
6.      Bunga cawan (corymbus atau anthodium), yaitu suatu bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya lalu melebar dan merata, sehingga mencapai bentuk seperti cawan (adapula kalanya tidak begitu lebar dan rata, sehingga bentuk cawan tidak begitu nyata), dan pada bagian itulah tersusun bunga-bunganya. Pada pangkal bunga majemuk yang demikian ini biasanya terdapat daun-daun pembalut (involucrum). Selain dari itu pada bunga cawan lazimnya kita dapati dua macam bunga, yaitu :
a.       Bunga pita : bunga yang mandul yang terdapat sepanjang tepi cawan, oleh sebab itu dinamakan pula bunga pinggir (flos marginallis), yang seringkali mempunyai mahkota yang berbentuk pita, oleh sebab itu dinamakan pula bunga pita (flos ligulatus),’
b.      Bunga tabung : bunga-bunga yang terdapat di atas cawannya sendiri (flos disci), seringkali kecil kecil dan berbentuk tabung, oleh sebab itu dinamakan bunga tabung. Bunga inilah yang mempunyai kedua macam alat kelamin (benang sari dan putik) dan dapat menghasilkan buah.
7.      Bunga bongkol (capitulum), suatu bunga majemuk yang menyerupai bunga cawan, tetapi tanpa daun-daun pembalut, dan ujung ibu tangkai biasanya membengkak, sehingga bunga majemuk seluruhnya berbentuk bola, misalnya pada suku Mimosaceae, misalnya lamtoro (Leucaena glauca Benth.), .
8.      Bunga periuk (hypanthodium). Bunga ini dapat dibedakan dalam bentuk, yaitu :
a.       Ujung tangkai menebal, berdaging, mempunyai bentuk seperti gada, sedang bunga-bunganya terdapat meliputi seluruh bagian yang menebal tadi, sehingga tercapai bentuk bulat atau silinder.
b.      Ujung ibu tangkai menebal berdaging, membentuk badan yang menyerupai periuk, sehingga bunga-bunga yang semestinya terletak padanya lalu terdapat di dalam periuk tadi, dan sama sekali tidak tampak dari luar, misalnya pada lo (Ficus glomerata Roxb), awar-awar (Ficus septic Burn ) dan marga lo (Ficus sp) umumnya.
II.       Ibu tangkai bercabang-cabang, dan cabang-cabangnya dapat bercabang lagi, sehingga bunga-bunga tidak terdapat pada ibu tangkainya.
Dalam golongan ini dapat disebut :
1.      Malai (panicula) : ibu tangkainya mengadakan percabangan secara monopodial, demikian pula cabang-cabangnya, sehingga suatu malai dapat disamakan dengan suatu tandan majemuk. Misalnya bunga mangga (Mangifera indica L),
2.      Malai rata (corymbus ramosus) : ibu tangkainya mengadakan percabangan, demikian pula seterusnya cabangnya, tetapi cabang-cabang tadi mempunyai sifat sedemian rupa sehingga seakan-akan semua bunga pada bunga majemuk ini terdapat pada suatu bidang datar atau agak melengkung, misalnya bunga soka (Ixora grandiflora Zoll), kirinyu (Sambacus javanica Bl),
3.      Bunga payung majemuk (umbella composita), yaitu suatu bunga payung yang bersusun, dapat pula dikatakan sebagai bunga payung yang bagian-bagiannya berupa suatu payung kecil (umbella). Bungapayung bertingkat atau majemuk terdapat pada adas (Foeniculum vulgare Mill) dan wortel (Daucus corota L),
4.      Bunga tongkol majemuk, yaitu bunga tongkol yang ibu tangkainya bercabang-cabang dan masing-masing cabang merupakan bagian dengan susunan seperti tongkol pula, terdapat misalnya pada kelapa (Cocos nucifera L) dan palma (Palmae) umumnya,
5.      Bulir majemuk, jika ibu tangkai bercabang-cabang dan masing-masing cabang mendukung bunga-bunga dengan susunan sepeeti bulir, misalnya bunga jagung (Zea mays) yang jantan.
2.      Bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa atau centrifuga inflorescentia defitina)
1.      Anak payung menggarpu (dichasium), pada ujung ibu tangkai terdapat satu bunga dan dibawahnhya terdapat dua cabang yang sama panjangnya, masing-masing mendukung satu bunga pada cabangnya.
2.      Bunga tangga atau bunga bercabang seling(cincinnus), yaitu suatu bunga majemuk yang ibu tangkainya bercabang dan selanjutnya bercabang-cabang lagi, tetapi setiap kali bercabang berbentuk satu cabang saja, yang arahnya berganti ke kiri dan ke kanan.
3.      Bunga sekrup (bostryx), ibu tangkai bercabang-cabang, tetapi setiap kali bercabang juga hanya terbentuk satu cabang, yang semuanya terbentuk ke kiri dan ke kanan dan cabang yang satu berturut-turut membentuk sudut 90 derajat.
4.      Bunga sabit (drepanium), seperti bunga sekerup tetapi semua percabangan terletak pada suatu bidang, hingga bunga seluruhnya menampakkan bentuk seperti sabit.
5.      Bunga kipas (rhipidium), seperti bunga bercabang seling semua percabangan terletak pada satu bidang dan cabang tidak sama panjang, sehingga semua bunga pada bunga majemuk itu terdapat tempat yang sama tingginya.
3.      Bunga majemuk campuran(inflorescentia mixta)
Yaitu suatu bunga majemuk merupakan campuran antara sifat-sifat bunga majemuk berbatas dengan tidak berbatas.
4.      Lain-lain tipe bunga majemuk
1.      Gubahan semu atau karangan semu (verticillaster), pada bunga ini tampaknya seperti ibu tangkainya berbuku-buku.
2.      Lembing (anthela), jika cabang-cabang ibu tangkai yang sebelah bawah jauh lebih panjang daripada ibu tangkai dan cabang-cabang diatasnya , terdapat pada Juncus dan Luzula.
3.      Tukal (glomerulus), suatu bunga majemuk yang biasanya bersifat berbatas (cymosus), terdiri atas kelompokan bunga-bunga kecil tidak bertangkai, yang tersusun rapat pada cabang-cabang bunga majemuknya, misalnya pada rami (Boehmeria nivea Gaud)
4.      Berkas (fasciculus), jika suatu bunga majemuk yang umumnya bersifat berbatas (cymosus) dengan ibu tangkai yang pendek, bunga lebih besar dari bunga tukal. Misalnya pada jadam (Rhoe discolor Hance).
Bagian-bagian bunga
Bunga pada umumnya mempunyai bagian berikut :
  1. Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian bunga yang masih jelas bersifat batang, padanya seringkali terdapat daun-daun peralihan, yaitu bagian-bagian yang menyerupai daun, berwarna hijau,yang seakan-akan merupakan peralihan dari daun biasa ke hiasan bunga. 
  2. Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai yang seringkali melebar, dengan ruas-ruas yang amat pendek, sehingga daun-daun yang mengalami metamorfosis menjadi bagian-bagian bunga yang duduk amat rapat satu sama lain, bahkan biasanya lalu tampak duduk dalam satu lingkaran.   
  3. Hiasan bunga (perianthium), yaitu bagian bunga yang merupakan penjelmaan daun yang masih tampak berbentuk lembaran dengan tulang-tulang atau urat-urat yang masih jelas. Biasanya hiasan bunga dapat dibedakan dalam dua bagian yang masing-masing duduk dalam satu lingkaran.
Bagian-bagian hiasan bunga pada umumnya tersusun dalam dua lingkaran, yaitu:
1)      Kelopak (kalyx), bagian hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar, biasanya berwarna hijau, dan sewaktu bunga masih kuncup merupakan selubungnya, yang melindungi kuncup tadi terhadap pengaruh-pengaruh dari luar. Kelopak terdiri atas beberapa daun kelopak (sepala). Daun-daun kelopak pada bunga dapat berlekatan satu sama lain, dapat pula terpisah-pisah. 
2)      Tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla), yaitu bagian hiasan bunga yang terdapat pada lingkaran dalam, biasanya tidak berwarna hijau lagi. Warna bagian inilah yang lazimnya merupakan warna bunga. Mahkota bunga terdiri atas sejumlah daun mahkota (petala), yang seperti halnya dengan daun-daun kelopak dapat berlekatan atau tidak.  
Pada suatu bunga sering kita dapati tidak ada hiasan bunganya. Bunga yang demikian dinamakan bunga telanjang (flosnudus), atau hiasan bunga tidak dapat dibedakan dalam kelopak dan mahkotanya, dengan kata lain kelopak dan mahkota sama, baik bentuk dan warnanya. Hiasan bunga yang demikian dinamakan tenda bunga (perigonium), yang terdiri atas sejumlah daun tenda bunga (tepala).
  1. Alat-alat kelamin jantan (androecium), bagian ini sesungguhnya juga merupakan metamorfosis daun yang menghasilkan serbuk sari. Androecium terdiri atas sejumlah benang sari (stamen). Pada bunga benang-benang sarinya dapat pula bebas atau  berlekatan, ada yang tersusun dalam satu lingkaran ada pula yang dalam dua lingkaran. Bahwasanya bagian ini merupakan penjelmaan daun.
e.       Alat-alat kelamin betina (gynaecium), yang pada bunga merupakan bagian yang biasanya disebut putik (pistillum), juga putik terdiri atas metamorfosis daun yang disebut daun buah (carpella). Pada bunga ditemukan satu atau beberapa putik, dan setiap putik dapat terdiri atas beberapa daun buah, tetapi dapat pula hanya terdiri atas satu daun buah. Kalau ada beberapa daun buah, maka biasanya semuanya akan tersusun sebagai lingkaran bagian-bagian bunga yang terakhir.    
1)      Bunga lengkap atau bunga sempurna (floscompletes), yang dapat terdiri atas: 1 lingkaran daun-daun kelopak, 1 lingkaran daun-daun mahkota, 1 atau 2 lingkaran benang-benang sari dan satu lingkaran daun-daun buah. Bunga yang bagian-bagiannya tersusun dalam 4 lingkaran dikatakan: bersifat tetrasiklik, dan jika bagian-bagiannya tersusun dalam 5 lingkaran: pentasiklik.    
2)      Bunga tidak lengkap atau bunga tidak sempurna (flosin-completes), jika salah satu bagian hiasan bunganya atau salah satu alat kelaminnya tidak ada. Jika bunga tidak mempunyai hiasan bunga, maka bunga itu disebut telanjang (nudus), jika hanya mempunyai salah satu dari kedua macam alat kelaminnya, dinamakan berkelamin tunggal (unsexualis).
Bunga yang mempunyai tenda bunga (perigonium), jadi jika kelopak dan mahkotanya sama bentuk maupun rupanya, seringkali dianggap sebagai bunga yang tidak lengkap pula.  
Kelamin bunga
Berdasarkan alat-alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga, dibedakan atas :
1.      Bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus), yaitu bunga yang padanya terdapat benang sari (alat kelamin jantan) dan putik (alat kelamin betina). Bunga ini sering dikatakan bunga sempurna atau bunga lengkap.
2.      Bunga berkelamin tunggal (unisexsual), jika pada bunga hanya terdapat salah satu dari kedua macam alat kelamin bunga.
Berdasarkan alat kelamin yang adanya padanya dapat dibedakan lagi dalam:
1.      Bunga jantan (flos masculus),
2.      Bunga betina (flos femineus),
3.      Bunga mandul atau tidak berkelamin.
Bertalian dengan kelamin bunga yang terdapat pada suatu tumbuhan, orang membedakan tumbuhan yang :
1.      Berumah satu (monoecus), yaitu tumbuhan yang mempunyai bunga jantan dan bunga betina pada satu individu (satu batang tumbuhan), misalnya jagung (Zea mays),
2.      Berumah dua (dioecus), jika bunga jantan dan betina terpisah tempatnya, misalnya salak (Zalacca edulis Reinw),
3.      Poligam (polygamus), jika pada suatu tumbuhan terdapat bunga jantan, bunga betina, dan bunga banci bersama-sama, misalnya pepaya (Carica papaya L.).
Disamping contoh tersebut masih ada kemungkinan lain membuhan yang mengenai letak bunga pada tumbuhan yang dianggap bersifat poligam. Suatu jenis tumbuhan bersifat :
a.    Gynodioecus,
b.    Androdioecus,
c.    Monoeco-polygamus,
d.   Gynomonoecus,
e.    Trioecus atau trioecus-polygamus.

Pembagian Tempat Antara Bagian Bunga Yang Satu Dengan Bagian Yang Lain
Dalam uraian pendahuluan mengenai bunga telah diterangkan, bahwa bagian bagian bunga yang merupakan metamorfosis daun (kelopak, mahkota, benang sari, dan daun buah) dapat kita jumpai dalam susunan yang berbeda-beda, yaitu:
1.      Terpencar, tersebar, atau menurut suatu spiral (acyclis), misalnya bunga cempaka (Michelia champaca),
2.      Berkarang, melingakar (cyclis), jika daun-daun kelopak, benang-benang sari, dan daun-daun buah, masing-masing tersusun dalam suatu lingkaran, misalnya bung terung (Solamus melongena L.)
3.      Campuran (hemicylis), yaitu jika bagian-bagian bunga tadi yang duduk berkarang, sedangkan sebagian lain duduk terpencar, misalnya bunga sirsat ( Annona muricata L.)
Dalam hubungannya dengan letak bagian-bagian bunga itu, selanjutnya dengan penelitian yang seksama masih dapat lagi ditemukan kenyataan berikut.
Jika bagian-bagian bunga tadi duduknya berkarang, dan setiap lingkaran memuat bagian bunga bunga yang sama jumlahnya misalnya ada 3 daun kelopak, 3 daun mahkota, 2 lingkaran benag sari  yang masing-masing memuat 3 benang sari, 3 daun buah, maka letak bagian-bagian tadi pada bung dapat :
a.              Berseling (alteratio), yaitu jika bagian-bagian suatu lingkaran terletak diantara dua bagian lingkaran dibawahnya atau atasnya,
b.             Berhadapan atau tumpang tindih (superposition), jika masing-masing bagian dalam setiap lingkaran berhadapan satu sama lain.
Pada umumnya bunga mempunyai bagoian-bagian yang duduknya berselang, bahkan sifatberseling (alternatio) ini dianggap sifat mutlak. Jika pda suatu bunga terdapat bagian-bagian yang berhadapan, ada kemungkinan besar bahwa pada bung itu ada bagian yang telah hilang (tereduksi).
Simetri pada Bunga
            Simetri adalah suatu sifat benda atau badan yang juga biasa disebut untuk bagian-bagain yubuh tumbuhan (batang, daun maupun bunga), jika benda tadi oleh sebuah bidang dapat dibagi menjadi dua bagian, sedemikian rupa, sehingga kedua bagian dapat saling menutupi. Jadi, seandainya bidang itu kita jadikan  tempat untuk melipat, maka benda itu dapat dijadikan suatu benda yang setangkup atau semetris.
            Bunga sebagai suatu bagian tubuh tumbuhan dapat pula mempunyai sifat tersebut diatas, dan bertalian dengan simetri itu dapat dibedakan bunga yang :
a.       Asimetris atau tidak simetris, jika pada bunga tidak dapat dibuat satu bidang simetri dengan jalan apapun juga, misalanya bunga tasbih (Canna hybrida Hort.)
b.      Setangkup tunggal (monosimetris atau zygomorphus), jika pada bunga hanya dapat dibuat satu bidang simetri saja. Sifat ini biasanya dapat ditunjukkan dengan lambang    ( anak panah).
Bergantung pada letaknya bidang simetri, dapat dibedakan menjdi 3 macam yaitu :
1.      Setangkup tegak, misalnya bunga telang ( Clitoria ternatae L.)
2.      Setangkup mendatar, misalnya bunga Corydalis
3.      Setangkup miring, misalnya bunga kecubung (Datura metel L.)
c.       Setangkup menurut dua bidang ( bilateral simetris atau disimetris), misalnya bunga Lobak ( Raphanus satuvus L.)
d.      Beraturan atau simetri banyak (polysimetris, regularis), misalnya bunga lilia gereja ( Lilium longiflorum Thunb.) bunga beraturan sering ditunjukkna dengan lambang *( bintang).

Letak Daun-daun dalam Kuncup
Keadaan daun-daun dalam kuncup dapat dibedakan dua hal, yaitu:
a.         Pelipatan daun-daun itu dalam kuncup (vermatio)
b.        Letak daun-daun dalam kuncup terhadap daun-daun lainnya (aestivatio).
Berikut akan dijelaskan bagiamana keadaan bagian-bagian bunga , khususnya pada kelopak dan mahkotanya.
1.        Pelipatan (vernatio) daun-daun kelopak dan mahkota.
1.      Rata (vernatio plana),
2.      Terlipat kedalam sepanjang ibu tulangnya (vernatio conduplicata atau vernatio duplicata),
3.      Terlipat sepanjang tulang-tulang cabangnya (vernatio plicata),
4.      Terlipat tak beraturan (vernatio corruativa),
5.      Tergulung kedalam menurut poros bujur (vernatio involuta),
6.      Tergulung keluar menurut poros bujur (vernatio revoluta),
7.      Tergulung ke suatu arah menurut poros bujur (vernatio convoluta),
8.      Tergulung kedalam menurut poros lintang (vernatio circinatim involuta),
9.      Tergulung ke luar menurut poros lintang (vernatio circinatim revoluta),
10.  Terlipat kebawah dan kedalam (vernation inclinata),
11.  Terlipat menurut poros lintang keluar (vernation reclinata),

2.      Letak daun-daun kelopak dan mahkota terhadap sesamanya (aestivatio)
Mengenal hal ini pun ada bermacam-macam susunan, daintaranya yang sering kita jumpai ialah:
1.      Terbuka (aperta),
2.      Berkatup (valvata),
3.      Berkatup dengan tepi melipat kedalam (induplicata),
4.      Berkatup dengan tepinya melipat keluar (reduplicata)
5.      Menyirap (imbricata).
Susunan ini dapat dibedakan menjadi :
a.       Yang terpuntirr kesatu arah (convoluta)
1.      Terpuntir kekiri (sinistrirsum-contortus)
2.      Terpuntir kekanan (dextrorsum-contortus)
b.      Mengikuti rumus 2/5 (quincuncialis)
c.       Kohlearis (cochlearis)
1.      Kohlearis vinisal atau kohlearis berdekatan,
2.      Kohlearis distal atau kohlearis bejauhan.



Susunan daun-daun kelopak dan daun-daun mahkota dengan tepi yang saling menutupi dapat dibedakan lagi menurut asli atau tidakanya susunan yang demikian tadi yang dibedakan atas :
a.    Susunan yang etop (eutopus), yaitu letak daun-daun kelopak/mahkota saling menutupi sesuai dengan urut-urutan pembentukannya.
b.    Susunan yang metatop (metatopus), yaitu daun-daun kelopak.mahkota saling menutupi itu merupakan akibat adanya perubahan-perubahan pada susunan yang asli.

Dasar Bunga
            Bunga dapat dianggap sebagai tunas yang mengalami metamorfosis dan dasar bunga adalah tidak lain dari ujung batang yang terhenti pertumbuhannya, biasanya menebal atau melebar dan menjadi pendukung bagian-bagian bunga yang merupakan meramorfosis daun, yaitu kelopak, tajuk, bunga, benang sari, dan putik. Karena terhentinya pertumbuhan batang, ruas-ruasnya menjadi amat pendek, oleh sebab itu bagian-bagin bunga yang berasal dari daun lalu tersusun amat rapat satu sma lain, misalnya bunga cempaka ( Michelia champaka ).
            Dasar bunga yang sering memperlihatkanbagian-bagian yang khusus mendukung satu bagian bunga atau lebih, dan tergantung bagian bunga yang mendukungnya, yang dapat diberi nama :
1.    Pendukung tajuk bunga atau anatofor yang terdapat pada bunga anyelir (Dianthus caryophyllus),
2.    Pendukung benang sari atau androfor terdapat pada bunga maman (Gynandropus pentaphylla D.C.),
3.    Pendukung putik atau ginofor terdapat pada bunga cempaka (Michellia champaka),
4.    Pendukung benang sari dan putik atau androgonofor terdapat pada bunga markisah ( Passiflora quandrangularis L.),
5.    Cakram (discus) terdapat pada bunga jeruk (Citrus sp).



Bentuk Dasar Bunga
Bentuk dasar bunga ada bermacam-macam bentuk misalnya :
a.    Rata, hingga bagian bunga duduk sama tinggi diatas dasar bunga, misalnya bunga Magistan (Garcinia mangostan L. ),
b.    Menyerupai kerucut, hingga putik yang berada ditengah-tengah duduknya paling tinggi, dikatakan menumpang ( superus ),
c.    Seperti cawan, daun-daun kelopak dan tajuk bunga duduknya putik seakan-akan pada tepi bangunan seperti cawan,
d.   Bentuk mangkuk, kelopak dan tajuk bunga lebih tinggi letaknya daripada putik, dinamakan setengah tenggelam ( semi inverus ).
Dari uraian mengenai bentuk dasar bunga itu dapat kita lihat bahwa hiasan bunga dapat lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan dengan duduk bakal buahanya, yang dapat dibedakan menjadi :
a.    Hipogin (hypogynus), hiasan bunga duduk pada bagian bagian bawah bakal buah, misalnya pda bunga johar (Cassis siamea Lmk.)
b.    Perigin (perygynus), hiasan bunga dan bakal buah sama rata, misalnya pada bunga bungur (Lagestroemia speciosa Pers.)
c.    Epigin, hiasan bunga duduk pada bagian atas bakal buah, misalnya pada bunga kaki kuda ( Centella aciatica Urban.)

Kelopak (Calyx)
Daun-daun hiasan bunga yang merupakan lingakaran luar, biasanya berwarna hijau, lebih kecil dan lebih kasar daripada hiasan bunga yang sebelah dalam yang dinamakan kelopak (calyx).
Kelopak berguna melindungi bunga terutama waktu bunga masih kuncup. Jika sudah mekar maka kelopak akan runtuh. Kelopak yang tetap dan akhirnya ikut merupakan bagian buah misalanya pada ciplukan (Physalis minima L.) dan terong ( Solanum melongena L.)
Kelopak merupakan bagian hiasan bunga yang masih jelas sebagai organ yang berasal dari daun. Pada bunga daun putri ( Musaenda frondosa L.) salah satu daun kelopaknya amat lebar, berbentuk daun biasa dan mempunyai warna yang menarik, oleh sabab itu dinamakan daun pemikat. Daun ini juga terdapat pada bunga Bugenvil (Bougenvillea spectabillis Willd.)
Pada tumbuhan yang tergolong suku Malvaceae, seperti misalnya kapas ( Gossypium sp), kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis), di luar lingkaran kelopak bunga , bunganya masih mempunyai daun-daun yang menyerupai kelopak yang disebut kelopak tambahan (epycalyx).
Kelopak tersusun atas bagian-bagian yang dinamakan daun kelopak. Pada bunga daun-daun kelopak mempunyai sifat-sifat yang berbeda.
a.    Berlekatan (gamocepalus)
Menurut banyak sedikitnya bagian yang berlekatan dapat dibedakan 3 macam kelopak.
1.      Berbagi (partitus)
2.      Bercangap (fissus)
3.      Berlekuk(lobatus)
b.    Lepas atau bebas (polysepalus)
Melihat simetrinya, bentuk kelopak yang bermacam-macam dapat dibedakan dalam  golongan yaitu :
a.    Beraturan atau aktinomorf(regularis, actinomorphus)
Meliputi :
-          Bintang                         - piala
-          Tabung                                     - corong
-          Terompet                      - lonceng, dll
-          Mangkuk
b.    Setangkup tinggal atau zigomorf(zygomorphus)
Dapat dijumpai pada kelopak yang :
-          Bertaji (calcartus), pada bunga pacar air (Impatiens balsamina L.)
-          Berbibir (labiatus), pada bunga salvia (Salvia bplendess Ker-Gawl.)

Tajuk Bunga atau Mahkota  Bunga
Tajuk bunga merupakan hiasan bunga yang terdapat disebelah dalam kelopak, umumnya lebih besar, dengan warna yang menarik, indah dan bentuk susunan yang bagus, tidak jarang pula mempunyai bau yang harum atau berbau busuk. Selain berfungsi sebagai alat yang mempunayai daya penarik, tajuk juga berfungsi melindungi alat-alat persarian sebelum persaruan dapat berlangsung.
Bagian-bagian tajuk bunga dinamakan daun tajuk atau daun mahkota (petala), dan seperti halnya daun-daun mahkota bunga menunjukkan sifat yang berbeda pula:
a.     Berlekatan (sympetalus, gamopetalus, atau monopetalus)
Tajuk bunga dapat dibedakan 3 bagain berikut:
1.      Tabung / buluh tajuk
2.      Pinggiran tajuk
3.      Leher tajuk
b.    Lepas atau bebas (choripetalus, dialypetalus, atau polypetalus), jika daun daun terpisah satu sama lain sehingga dapat dibedakan menjadi :
1.      Kuku daun tajuk (unguis)
2.      Helain daun tajuk (lamina)
c.    Daun-daun tajuk tidak ada atau sangat kecil. Bunga tanpa tajuk (apetalus) atau bunga telanjang (flos nudus)
Tajuk bunga pun sama halnya dengan kelopak mempunyai bentuk yang bermacam-macam, berdasarkan simetrisnya dapa dibedakan menjadi :
a.    Beraturan (regularis) atau bersimetri banyak
Tajuk bunga yang beraturan meliputi :
1.      Bintang (rotatus), pada bunga lombok (Capsium annuum L.)
2.      Tabung (tubulosus), pada bunga matahari (Helanthus annuus L.)
3.      Terompet(hypocrateriformis), pada bunga jantan pepaya (Carica papaya)
4.      Mangkuk atau buyung (urceolatus),
5.      Corong(infundibuliformis), pada bunga kecubung (Datura metel)
6.      Lonceng (campanulatus), pada bunga ketela rambat (Ipomoea batatas L.)
b.    Setangkup tunggal, bersimetri satu atau monosimerti (zigomorphus)
Tajuk bunga yang monosimetris mempunyai sifat yang khas yaitu :
1.      Bertaji (calcaratus), pada bunga larat (Denrdobium phalaenopsis)
2.      Berbibir (labiatus), pada bunga kemangi (Ocimum basilicum L.)
3.      Berbentuk seperti kupu-kupu (papilionaceus), pada kacang tanah (Arachis hypongea L.)
4.      Bertopeng atau berkedok (personatus), pada bunga mulut singa (Anthirrhinum majus L.)
5.      Berbentuk pita (ligulatus), pada bunga-bunga pinggir matahari (Helianthus annuus L.)
Tajuk bunga sungguh beraneka ragam rupa warnanya: merah, putih, biru, kuning, merah jambu, ungu, dll. Tajuk bunga bertugas sebagai daun pemikat binatamg, oleh sebsb itu setelah kunjungan binatanag pada bunga yang dapar menyebabkan terjadinya persarian, bunga seringkali layu dan kemudian gugur. Biasanya umur tajuk itu tidak berapa lama lagi , tetapi ada pula bunga yang tetap bertahan sampai berbulan-bulan belum juga mati, seperti pada bunga anggerek bulan (Phalaenopsis ambilis Bl.). bila tajuk bunga menjadi layu seringkali kita lihat adanya perubahan warna , misalnya pada bunga kapas (Gossypium sp) yang kalu layu berwarana merah jambu, sedangkan dalam keadaan segar tajuk bunganya berwarana kuning. Bunga yang telah layu umumnya tidak lagi menarik.

Tenda Bunga (Perigonium)
Tidak semua bunga memiliki hiasan bunga yang jelas dapat dibedakan dalam kelopak dan tajuk bunganya. Berbagai jenis tumbuhan mempunyai hiasan bunga yang tidak lagi dapat dibedakan mana kelopak dan mana tajuknya, dengan kata lain tidak bisa dibedakan baik bentuk maupun warnanya, itulah yang disebut tenda bunga (Perigonium).
Bagian-bagian yang menyusun tenda bunga dinamakan daun tenda bunga(tepala), yang menurut bentuk dan warnanyanya dapat dibedakan dalam dua golongan :
1.      Serupa kelopak (calycinus),
2.      Serupa tajuk (corollinus).
Juga pada tenda bunga ternyata, bahwa bagian-bagiannya yang berupa daun-daun tenda bunga tadi ada yang :
a.       Berlekatan (gamophyllus),
b.      Lepas atau bebas (pleiophyllus).
Sementara orang beranggapan, bahwa bunga yang mempunyai tenda bunga adalah bunga yang tidak lengkap, karena dipandang kekurangan satu bagian hiasan bunga.Untuk bunga yang memiliki tenda bunga serupa dengan kelopak dianggap kurang tajuk , sedang untuk bunga dengan tenda bunga yang menyerupai tajuk dianggap kurang kelopaknya.

Benang sari (Stamena)
Benang sari bagi tumbuhan merupaka alat kelamin jantan. Benang sari merupakan suatu metamorphosis daun yang bentuk dan fungsinya telah disesuaikan sebagai alat kelamin jantan.
Pada bunga tasbih (Canna sp) tajuk bunga pada bunga ini tidak menarik, tetapi yang berwarna indah dan menarik adalah benangsarinya yang bersifat seperti tajuk bunga.
Benang sari memiliki 3 bagian, yaitu :
1.      Tangkai sari (Filamentum), yaitu bagian yang berbentuk benang dengan penampang melintang yang umumnya berbentuk bulat.
2.      Kepala sari (Anthera), bagian benang sari yang terdapat pada ujung tangkai sari. Bagoan ini biasanya mempunyai 2 ruang sari (theca) yang masing-masingnya terdiri atas dua ruang kecil (loculus atau loculumentum).
            Dalam ruang sari terdapat serbuk sari atau tepung sari (Pollen), yaitu sel-sel jantan yang berguna untuk penyerbukan atau persarian. Ada kalnya serbuk sari tidak mampu untuk mengadakan penyerbkan, benang sari demikian dinamakn dengan benang sari mandul..
3.      Penghubung ruang sari (Connectivum), merupaka bagian penghubung antar tangkai sari dengan kepala sari.
Duduknya benang sari dibedakan menjadi 3 macam :
1.      Benang sari jelas duduk pada dasar bunga. Tumbuhan dengan sifat demikian oleh DE CANDOLLE dinamakan : Thalamiflorae, misalnya jeruk (Citrus sp).
2.      Benang sari tampak seperti duduk di atas kelopak, yang sering dapat kita lihat pada bunga perigin atau epigin. Tumbuhan demikian oleh DE CANDOLLE, dinamakan Calyciflorae, misalnya pada mawar (Rosa hybrid Hort.).
3.      Benang sari tampak duduk di atas tajuk bunga. Tumbuhan demikian disebut Corolliflorae, anggota-anggota suku Boraginaceae, misalnya buntut tikus (Heliotropium indicum L.).
  Suatu sifat bunga yang penting yang berhubungan dengan benang sari , ialah : jumlah benang sari pada bunga. Sifat ini dipandang sedemikian pentingnya. Sehingga dalam masa silam pernah dijadikan dasar dalam pengklasifikasian tumbuhan (LINNAEUS dengan system klasifikasi yang disebut systema sexual).
  Mengenai jumlah benang sari pada bunga umunya dibedakan 3 golongan :
a.      Benang sari banyak, yaitu jika dalam satu bunga terdapat lebih dari 20 benang sari seperti terdapat pada jambu-jambuan (Myrtaceae) , misalnya jambu biji (Psidium guajva L).
b.      Jumlah benang sari 2 x lipat jumlah daun tajuknya.Dalam hal yang demikian, benang sari yang biasanta tersusun dalam dua lingkaran, jika ada lingkaran luar dan dalam . jika duduknya masing-masing benang sari kia teliti dengan seksama, maka mengenai duduknya benag sari terhadap daun-daun tajuk ada dua kemungkinan :
1.      Diplostemon (Diplostemonus), yaitu benang-benang sari dalam lingkaran luar duduk berseling dengan daun-daun tajuk, misalnya pada kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz.)
2.      Obdiplostemon (Obdiplostemonus), jika keadaan sebaiknya, artinya benang-benang sari pada lingkaran dalam lah yang duduknya berseling-seling dengan daun-daun tajuknya, misalnya pada bunga geranium (Pelargonium odoratissimumHort.).
c.       Benang sari sama banyk dengan daun tajuk atau kurang,yang daam hal ini duduknya benang sari dapat :
1.      Episepal (epipetalus), artinya berhadapan dengan daun-daun kelopak, berrti pula berseleing dengan daun-daun tajuk.
2.      Epipetal (epipetalus), artinya berhadapan dengan daun-daun tajuk, jadi berseling dengan daun-daun kelopak.
Panjang pendeknya suatu benang sari dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1.      Benang sari panjang dua (didynamus), dalam satu bunga terdapat misalnya empat benang sari, dan dari 4 benang sari itu, yang dua panjang yang duanya lagi pendek, misalnya pada kemangi (Ocimum basilicum L).
2.      Benang saei panjang empat (tetradynamus),misalnya dalam satu bunga terdapat 6 benang sari, dan dari 6 benang sari itu 4 diantaranya panjang dan yang sisanya pendek , misalnya bunga lobak (Raphanus sativus L)
               Umumnya benang sari terpisah dengan putik tapi ada kalanya benang sari berlekatan menjadi satu dengan putik membentun satu badan dinamakan : ginostomium (gynostemium), misalnya pada anggrik pada umumnya (Orchidaceae).

Tangkai Sari (Filamentum)
              Tangkai sari biasanya duduk terpisah-pisah di atas dasar bunga, akan tetapi tidak jarang pula terdapat tangkai sari yang berlekatan satu sama lain. Cara perlekkatan dan panjangnya bagian tangkai sari yang berlekatan amat bermacam-macam, ada yang berlekatan pada pangkalnya saja, ada yang lebih panjang bagian yang berlekatan, bahkan mungkin perlekatannya hampir meliputi seluruh panjang tangkai sari.
              Melihat jumlahnya berkas yang merupakan perlekatan benang-benang sari tadi, dapat dibedakan :
1.      Benang sari berberkas satu atau benang sari bertukal satu (monadelphus), yaitu jika semua tangkai sari pada satu bunga berlekatan satu sam alain, merupakan suatu berkas yang tengahnya berongga dan hanya bagian ujung tangkai sari yang mendukung kepala sari saja yang masih bebas sat sama lain, misalnya pada kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
2.      Benang sari berberkas dua atau benang sari bertukal dua (diadelphus),jika benang sari terbagi menjadi dua kelompok dengan tangkai yang berlekatan dalam masing-masing kelompok. Jumlah tangkai sari dalam masing-masing kelompok tidak perlu sama, seperti pada bunga kupu-kupu (Papilionaceae), yang dalam setiap bunga terdapat 10 benang sari  yang tersusun dalam 2 berkas, yang terdiri atas 9 tangkai sari, sedang berkas yang lain hanya terdiri atas 1 tangkai sari saja.
3.      Benang sari berberkas banyak atau bertukal banyak, yaitu jika dalam suatu bunga yang mempunyai banyak benang sari, tangkai sarinya tersusun menjadi beberapa kelompok atau berkas, misalnya pada kelompok (Ceiba pentandra Gaertn.) yang dalam satu bunga terdapat 5 berkas benang sari dengan tangkai-tangkainya yang berlekatan dalam masing-masing berkas.

Kepala Sari (Anthera)
              Kepala Sari (Anthera) adalah bagian benang sari yang terdapat pada ujung tangkai sari, merupakan suatu badan yang bentuknya bermacam-macam: bulat, jorong, bulat telur, bangun kerinjal dll. Dalamnya terdapat 2 ruang sari (theca), tetapi dapat pula hanya satu atau lebih dari 2 ruang. Satu ruang sari biasanya terdiri atas dua kantong sari (loculumentum), tetapi sekat yang memisahkan kedua kantong sari itu akhirnya menjadi satu ruang saja.
              Ruang sari merupakan tempat terbentuknya serbuk sari atau tepung sari (pollen). Setelah terjadinya persarian (serbuk sari jatuh pada kepala putik), maka serbuk sari itu akan tumbuh merupakan suatu buluh menuju ke bakal biji, hingga inti sperma yang terdapat dalam serbuk sari akhirnya dapat lebur (bersatu) dengan sel telur yang terdapat di dalam kandung lembaga. Peleburan inti sperma dengan sel telur itulah yang dinamakan dengan pembuahan.
              Serbuk sari merupakan badan yang amat lembut, jika terpisah-pisah mudah sekali beterbangan karena tiupan angin, adapula yang bergumpal-gumpal. Jika setiap gumpalan terdiri atas 4 serbuk lazimnya dinamakan : pollen tetrad,tetapi adapula yang tiap gumpalan itu terdiri atas sejumlah bsar serbuk sari, yang disebut pollinium, seperti yang terdapat pada Anggerek.
              Butir-butir serbuk sari seringkali juga berperkat, sehingga mudah melekat pada tubuh hewan, misalnya serangga yang mengunjungi bunga, dan serangga itulah yang membawa serbuk sari ke bunga lain, dan dengan demikian dapat membantu terlaksananya penyerbukan.
              Dalam satu bunga umumnya kepala sarinya bebas satu sama lain, jarang sekali menjadi satu. Contoh kepala sari yang berlekatan satu sama lain terdapat pada bunga matahari (Helianthus annuus L.), yang karena bentuk kepala sari pada bunga ini memanjang, maka perlekatan kepala-kepala sari itu merupakan suatu badan yang berbentuk tabung.
              Duduknya kepala sari pada tangkainya dapat bermacam-macam :
a.       Tegak (innatus atau basifixus), yaitun jika kepala sari dan tangkainya memperlihatkan batas yang jelas, dan kepala sari bersambungan pada pangkalnya dengan tangkai sari dan sambungan ini tidak memberikan kemungkinan gerak bagi kepala sarinya.
b.      Menempel (adnatus), jika tangkai sari pada ujungnya beralih menjadi penghubung ruang sari, ata kepala sari sepanjang penghubung ruang sarinya menempel pada ujung tangkai sari.
c.       Bergoyang (versatilis), jika kepala sari melekat pada suatu titik pada ujung tangkai sari, sehingga kepala sari dapat digerak-gerakkan atau bergoyang, seperti biasa terdapat pada bunga rumput umumnya (Graminae).
              Jika serbuk sari sudah masak (sudah siap untuk mengadakan persarian), maka kepala sari lalu pecah untuk memungkinkan keluarnya butir-butir serbuk sari tadi. Agar serbuk sari keluar dari ruang sari, kepala sari dapat membuka dengan jalan berbeda-beda, misalnya :
a.       Dengan celah membujur (longitudinaliter dehiscens), yang menjadi jalan keluarnya serbuk sari dapat :
1.      Menghadap ke dalam (introsum), seperti terdapat pada tumbuhan yang tergolong dalam suku Compositae, misalnya bunga matahari, dll.
2.      Menghadap ke samping (lateraliter), misalnya pada Begonia.
3.      Menghadap keluar (extrosum), misalnya pada bunga semprit (Belamcanda chinensis Leman).
b.      Dengan celah yang melintang (transversaliter dehiscens), yang tidak banyak terdapat, contohnya pada beberapa tumbuhan dari suku Euphorbiaceae.
c.       Dengan sebuah liang pada ujung atau pangkalkepala sari (poris dehiscens), seperti pada kentang (Solanum tuberosum L.).
d.      Dengan kelap atau katup-katup (valvis dehiscens), yang jumlahnya satu atau lebih, misalnya pada keningar (Cinamomum zeylanicum Breyn).
              Penghubung ruang sari (Connectivum), biasanya kecil saja, hingga seringkali tidak begitu terang, dalam hal yang demikian, bagian ruang sari yang berlekatan satu sama lain hanya sempit sama sekali, dan kepala sarinya seperti berbentuk silang, seperti terlihat pada bunga rumput.
              Adakalnya penghubung ruang sari terlihat jelas, lebar hingga ke dua ruang sarinya agak berjauhan satu sama lain. Penghubung ruang sari dapat tidak sama lebar pada seluruh panjangnya, hingga dari luat Nampak seperti bangun segitiga sama kaki, biasanya menyempit ke atas.
              Pada penghubung ruang sari ini terdapat alat-alat tambahan, misalnya pada bunga biduri (Calotropis gigantea Dryand.).
              Uraian yang menyangkut benang sari akan diakhiri dengan catatan, bahwa benang sari dapat memperlihatkan perkembangan yang kurang sempurna.dalam hal yang demikian benang sari tidak lagi menghasilkan serbuk sari yang mampu untuk menimbulkan persarian, bahkan seringkali berubah bentuk dan fungsinya, kelenjar madu. Benang sari yang tidak sempurna perkembangannya dinamakan : staminodium, dan karena tidak menghasilkan serbuk sari, ada yang menyebutnya sebagai benang sari yang mandul.
              Dalam suatu bunga yang diharapkan akan memperlihatkan adanya benang sari, sering kali benang sari tidak ada, hanya terkadang tampak sisa-sisanya saja (rudimentum). Kita dapat pula mengatakan dalam hal yang demikian, bahwa bunga itu mempunyai benag asri yang bersifat rudimenter. Pada bunga betina seringkali masih kita temukan sisa-sisa benang sari, yang memberikan petunjuk kepada kita, bahwa bunga betina itu berasal dari bunga banci yang kehilangan alat kelamin jantannya (benang sarinya).

Putik (Pistillum)
              Putik merupakan bagian yang terdalam letaknya, dan kalau benang sari alat kelamin jantan pada bunga, maka putik merupakan alat kelamin betinanya. Putik pin tersusun dari daun-daun yang telah mengalami metamorphosis, yang dinamakan dengan daun buah (cerpellum), dan daun buah sebagai keseluruhan yang menyusun putik itu dinamakan gynecium. Bahwasanya putik merupakan metamorphosis dari daunsudah amat sukar untuk di buktikan, tetapi pada tumbuhan berbiji telanjang, misalnya pada pakis haji (Cycas rumphii Miq.). hal itu masih kelihatan jelas.
              Putik yang mengandung sel telur yang setelah dibuahi oleh inti sperma yang berasal dari serbuk sari, akhirnya akan berkembang menjadi lembaga, dan lembaga itulah yang nantinya akan merupakan tumbuhan baru. Bagian putik yang mengandung sel telur itu namanya bakal biji (ovulum) yang akhirnya akan menjadi biji (semen), dan sementara itu bagian putik yang di dalamnya terdapat biji tadi, yaitu bakal buahnya (ovarium), akan berubah menjadi buah (fructus).
              Pada setiap bunga lazimnya hanya ada satu putik saja, misalnya pada bunga kapas (Gossypium sp), tetapi ada pula bunga yang memiliki lebih dari satu putik, bahan ada yang banyak putik, contohnya pada bunga sirsat (Annona muricata L).
              Daun-daun buah penyusun putik merupakan bagian buah yang paling pinggir (kulit buah). Menurut banyaknya daun buah yang menyusun sebuah putik, putik dapat dibedakan :
1.      Putik tunggal (simpleks), jika putik hanya tersusun dari satu helai daun buah saja, misalnya pada buah polong, kacang-kacangan, dll (Leguminosae).
2.      Putik majemuk (compositus), jika putik tersusun dari dua atau lebih daun buah, misalnya pada buah kapas (Gossypium sp).
              Banyaknya daun buah yang menyusun putik seringkalimasih dapat kita lihat dengan nyata, walaupun sementara itu putik telah berubah menjadi buah, yaitu dengan melihat sudut-sudut atau alur-alur yang sering terlihat pada bagian kulit luar buah, misalnya pada buah kelapa, dengan mudah dapat kita tentukan bahwa buah itu berasal dari putik yang tersusun dari 3 daun buah.
              Untuk mengetahui jumlah buah yang menyusun putik, dapat kita buat irisan melintang pada putikmelalui bakal buah. Jumlah daun buah seringkali sesuai dengan jumlah tembuni (placenta) atau jumlah ruang bakal buah tadi.
              Pada putik dapat dibedakan bagian-bagian berikut :
1.      Bakal buah (ovarium), yaitu bagian putik yang lazimnya kelihatan membesar dan duduk pada dasar bunga.
2.      Tangkai kepala putik (stylus), bagian putik yang sempit dan terdapat di atas bakal buah, biasanya berbentuk buah.
3.      Kepala putik (stigma), ialah putik bagian yang paling atas, terdapat pada ujung tangkai kepala putik tadi.

Bakal buah (Ovarium)
              Bakal buah adalah bagian putik yang membesarm dan biasanya terdapat ditengah-tengah dasar bunga. Dalam bakal buah terdapat calon biji atau bakal biji (ovulum), yang bakal biji itu teratur pada tempat-tempat tertentu dalam bakal buah tadi. Bagian yang merupakan pendukung bakal biji, disebut tembuni (placenta).
              Menurut letaknya terhadap dasar bunga kita membedakan :
a.       Menumpang (superus), jika bakal buah duduk di atas dasar bunga sedemikian rupa, sehingga bakal tadi lebih tinggi, lebih tinggi atau bahkan lebih rendah dari pada tepi dasar bunga, tetapi bagian samping bakal buahtidak pernah berlekatan dengan dasar bunga. Biasanya bakal buah yang emnumpang kita dapati pada bunga yang dasar bunganya cembung, rata, atau cekung seperti cawan.
b.      Setengah tenggelam (hemi inferus), jika bakal buah duduk pada dasar bunga yang cekung, jadi tempat duduknya bakal buah selalu lebih rendah dari pada tepi dasar bunga, dan sebagian dinding bakal buah itu berlekatan pada dasar bunga yang berbentuk mangkuk atau piala.
c.       Tenggelam (inferus), seperti pada b, tetapi seluruh bagian samping bakal buah berlekatan dengan dasar bunga yang berbentuk mangkun atau piala tadi.

Berdasarkan jumlah ruang yang terdapat dalam suatu bakal buah, bakal buah  dapat dibedakan dalam :
a.      Beruang satu(Unilocularis) adalah bakal buah yang tersusun  atas satu daun buah saja, contohnya pada bunga yang berbuah polong
b.      Beruang dua (bilocularis) adalah bakal buah yang tersusun atas dua daun buah, contohnya pada suku Brassicaceae (kubis dan sejenisnya)
c.       Beruang tiga (triocularis) adalah bakal buah yang terjadi dari tiga daun buah yang tepinya melipat ke dalam dan berlekatan, contohnya pada suku getah-getahan
d.      Beruang banyak (multilocularis) adalah bakal buah yang tersusun tas daun buah yang banyak yang berlekatan dan membentuk banyak sekat, contohnya pada Durian (Durio zibenthinus Murr.)
Ruang-ruang yang terdapat pada bakal buah menyebabkan adanya sekat, sekat-sekat yang membagi bakal buah dibedakan menjadi:
a.      Sekat yang sempurna
1.      Sekat asli (Septum)
2.      Sekat semu (Septum spurius)
b.      Sekat yang tidak sempurna

TEMBUNI (Placenta)
            Tembuni adalah bagian bakal buah yang menjadi pendukung bakal biji atau menjadi tempat duduknya bakal biji. Menurut letaknya, tembuni dibedakan atas :
a.       Marginal bila letaknya pada tepi daun buah
b.      Laminal bila letaknya pada helaian daun buah
Untuk bakal buah yang hanya terdiri atas satu ruang, maka kemungkinan letak tembuninya adalah
1.      Parietal , yaitu pada dinding bakal-bakal buah.dapat dibedakan lagi menjadi dua macam :
-          Pada dinding tepi daun buah
-          Pada dinding di helaian daun buah
2.      Sentral, yaitu di pusat atau di poros
3.      Aksilar, yaitudi sudut tengah


BAKAL BIJI (Ovulum)
Bakal biji atau calon biji duduk pada tembuni pada cara yang berbeda-beda. berikut ini adalah bagian-bagian pada bakal biji :
1.      kulit bakal biji(integumentum)
2.      Badan bakal biji atau nuselus (nucellus)
3.      Kandung lembaga(saccus embrionalis)
4.      Liang bakal biji(mycropile)
5.      Tali pusar (funiculus)
Letak bakal biji pada tembuni dibedakan menjadi lima posisi utama yaitu :
a.       Tegak(atropus), yaitu bakal biji letaknya segaris dengan tali pusar pada arah yang berlawanan.
b.      Mengangguk(anatropus), yaitu jika liang bakal biji sejajar dengan tali pusar
c.       Bengkok (campylotropus), yaitu bila tali pusar dan bakal bijinya sendiri membengkok
d.      Setengah mengangguk (hemitropus/ Hemianatropus), yaitu jika hanya ujung tali pusarnya yang mengangguk
e.       Melipat (camptotropus), yaitu jika tali pusar tetap lurus, tetapi bakal bijinya sendiri yang melipat.
Semua tumbuhan dengan bakal biji yang tersembunyi di dalam bakal buah dinamakan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) sedangkan tumbuhan dengan bakal biji yang tampak dari luar merupakan golongan lain yang dinamakan tumbuhan biji telanjang atau biji terbuka (Gymnospermae).

TANGKAI KEPALA PUTIK (Stylus)
jika dibandingkan dengan tangkai sari, tangkai kepala putik ada yang lebih panjang, ada yang sama panjang, adajuga yang lebih pendek dari tangkai sarinya.

KEPALA PUTIK (Stigma)
            Bentuk kepala putik amat beraneka ragam, biasanya disesuaikan dengan cara penyerbukan pada bunga yang bersangkutan :
a.       Seperti benang, pada jagung (Zea mays)
b.      Seperti bulu ayam, pada bunga padi (Oryza sativa)
c.       Seperti bulu-bulu, pada bunga kecipir (Psochocarpus tetragonolobus)
d.      Bulat, pada bunga jeruk (Citrus sp)
e.       dan lain-lain

KELENJAR MADU (Nectarium)
            Madu yang terdapat pada bunga biasanya dihasilkan oleh kelenjar madu (nectarium)yang pada dasarnya dibedakan dalam :
a.       Kelenjar madu yang merupakan suatu bagian khusus pada bunga
b.      Kelenjar madu yang terjadi dari salah satu bagian bunga yang telah mengalami metamorfosis dan telah berubah pula tugasnya.
Kelenjar madu yang merupakan metamorfosis salah satu bagian bunga dapat berasal dari :
a.       Daun mahkota
b.      Benang sari
c.       Bagian-bagian lain pada bunga.

PENYERBUKAN ATAU PERSARIAN (Pollinatio) DAN PEMBUAHAN ( Fertilisatio)
Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari pada kepala putik (pada Angiospermae) atau jatuhnya serbuk sari langsung pada bakal biji (pada Gymnospermae.) sedangkan yang dimaksud dengan pembuhan ial ah terjadinya perkawinan sel telur yang terdapat dalam kandung lembaga di dalam bakal biji dengan suatu inti yang berasal dari serbuk sari.
penyerbukan dapat dibedakan menjadi beberapa macam :
a.       Penyerbukan sendiri (Autogamy), yaitu jika serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dai bunga itu sendiri
b.      Penyerbukan tetangga (Geitonogamy), jika serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga lain pada tumbuhan itu juga.
c.       Penyerbukan silang (Allogamy), jika serbuk sari yang jatuh dikepala putik berasal dari tumbuhanlain, tetapi msih terglong dalam jenis yang sama.
d.      Penyerbukan bastar (Hybridogami), jika serbuk sai berasal dari bunga pada tumbuhan lain yang berbeda jenisnya, atau sekurang-kurangnya memiliki satu sifat yang berbeda.
Penyerbukan sendiri dapat  menyebabkan munculnya gejala degenerasi, hal itu terbukti dari adanya :
1.      Tumbuhan berumah dua (dioceus)
2.      Dikogamy, yaitu pada satu bunga kepala sari dan kepala putik masaknya tidak bersamaan, dikogamy terbagi lagi kepada :
a.       Protandri
b.      protogini
3.      Herkogamy, yaitu jika pada bunga yang sempurna, duduk kepala sari dan kepala putik amat berjauhan satu sama lain.
4.      Heterostily, salah satu variasi herkogamy
5.      Adanya peristiwa kemandulan (Sterilitas)
Menurut vektor atau perantara yang menyebabkan dapat berlangsungnya penyerbukan, dapat dibedakan menjadi :
a.       Penyerbukan dengan perantara angin (Anemogamy)
b.      Penyerbukan dengan perantaraan air (Hydropily)
c.       Penyerbuka dengan perantaraan binatang (Zoidiophyly)
-          perantaraan serangga
-          perantaraan burung
-          perantaraan kelelawar
-          peantaraan siput

DIAGRAM BUNGA
            Jika kita ingin membuat diagram bunga, kita harus memperhatikan hal-hal berikut :
1.      letak bunga pada tumbuhan
-          ujung batang
-          ketiak
2.      bagian-bagian bunga yang akan kita buat diagram tadi tersusun dalam berapa lingkaran.

RUMUS BUNGA
            Suatu rumus bunga dapat menunjukkan 4 bagian pokok, yaitu :
1.      kelopak (Calyx), disimbolkan dengan K
2.      Tajuk atau mahkota (Corolla), disimbolkan dengan C
3.      Benang sari (Androecium), disimbolkan dengan A
4.      Putik (Gynaecium), disimbolkan dengan G




Tidak ada komentar:

Posting Komentar